Senin, 04 Juni 2012

Lelaki Metroseksual = Sosok Narsistik


Dalam beberapa tahun belakangan, para lelaki mulai berpikir dan bertindak dengan lebih menonjolkan aspek feminin pada dirinya. Arus perubahan ini yang dikenal dengan istilah metroseksual ini merupakan paradigma bagi seseorang lelaki untuk lebih menonjolkan dirinya. Penampilan telah menjadi suatu hal yang penting dan mutlak bagi lelaki metroseksual dan tidak mempedulikan biaya yang dikeluarkan.
Lelaki metroseksual bukanlah lelaki homoseksual kerana mereka adalah lelaki sejati yang memiliki keluarga yang bahagia. Mereka sebenarnya adalah lelaki yang mengagumi dirinya sendiri atau biasa disebut narsistik. Mereka akan bangga jika lingkungan sosialnya membicarakan hal-hal yang baik tentang dirinya.

Metroseksual berasal dari etimologi Yunani, metropolis , artinya ibu kota, plus seksual. Definisinya ; sosok pria muda berpenampilan dandy, senang memanjakan dirinya, sangat peduli dengan penampilannya, senang menjadi pusat perhatian (bahkan menikmatinya), sangat tertarik dengan fashion dan berani menampilkan sisi femininnya. Mereka ini bahkan ditengarai sebagai sosok narsistik, yang jatuh cinta tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga gaya hidup urban.
Terminologi metroseksual sendiri pertama kali diusung oleh Mark Simpson , penulis asal Inggris, pada tahun 1994 di sebuah website. Istilah ini berkembang relatif lambat dari satu media ke media lainnya sepanjang tahun 1994 sampai awal tahun 2000-an.
David Beckham pesepakbola dengan gaya flamboyan merupakan salah satu icon sosok pria metroseksual, sekaligus membuat terminologi metroseksual membumi dan diterima karena adanya tokoh terkenal yang jadi panutannya.
Berkembang pesatnya fenomena ini pun tak luput dari begitu agresifnya para pedagang produk-produk konsumtif kapitalis dan dunia periklanan menangkap peluang emas dari menggejalanya fenomena metroseksual. Kontroversi seputar metroseksual pun kian merembak dan semakin sengit menyulut perdebatan terbuka di banyak media karena dianggap sebagai tanda pergeseran terhadap domain konservatif maskulinitas
Marian Salzman juru bicara Euro RSCGlewat beberapa media dinilai telah mendifinisi ulang arti metroseksual yang pertama kali diusung Mark Simpson, khusus mengenai preferensi seksual pria metroseksual, menjadi hanya heteroseksual ( bukan gay ataupun biseksual ).
" Secara komersial masuk akal untuk mereka menganggap pria metroseksual itu heteroseksual. Kenyataannya, dunia periklanan selalu berusaha merayu sebanyak-banyaknya pria untuk lebih rileks dan meyakinkan para pria , menjadi korban konsumerisme tidak lantas berarti mereka itu gay ! " ujar Simpson yang gay itu
Bicara mengenai iklan , sebetulnya di awal tahun 1990, Calvin Klein pernah mencoba menampilkan iklan produk pakain dalam pria menggunakan Mark Wahlberg sebagai modelnya.
Iklan yang menampilkan pose setengah telanjang mantan rapper yang terjun ke dunia layar perak itu , cukup kontroversial karena begitu sensualnya penampilan Walhberg.
Tapi karena masa itu citra maskulin masih stereo type dengan macho dan fenomena metroseksual belum populer, maka produk "perangkat dalam " pria Klien yang diiklankan Walhberg ketika itu hanya berani membidik pasaran kaum gay saja.
Bagaimana pun iklan sensasional yang dianggap sebagai cikal bakal maraknya produk-produk fashion pria, cukup menyengat, karena terbukti sempat diperhatikan oleh para pria heteroseksual, bahkan para wanita mengerlingkan mata mereka memandang penampilan Mark Walhberg yang begitu mempesona itu.
Dengan munculnya fenomena metroseksual dan iconnya yang mendunia, seakan mempermulus usaha produsen produk konsumerisme global dan dunia periklanan membidik sasaran yang memang sudah lama diincarnya.
Ciri-ciri lelaki metroseksual:
* Selalu ingin tampil rapi, bersih, dan wangi
* Sensitif dan mengerti perasaan wanita
* Rajin ke salon, bahkan bisa sampai 2 kali seminggu
* Mengenal merk terkenal dengan baik
* Mampu berbelanja selama berjam-jam tanpa merasa lelah
* Rajin menyambangi pusat - pusat kebugaran
* Suka akan fashion dan selalu mengikuti trend terbaru
* Berpikiran lebih liberal dan santai
* Tidak seperti pada lelaki umumnya yang lebih otoriter dan membedakan status
Apa pun yang menyebabkan pergeseran citra maskulin menjadi lebih soft ini, tampaknya membuat - baik produsen produk konsumeris dan dunia periklanan global - mendulang keuntungan yang besar ," Dua puluh tahun yang lalu kami hanya menjual sekedar pakain pria, sekarang fashion ," ujar David Bush , General Manager sebuah perusahaan pakain pria.
Pendeknya, kaum pria dekade sekarang ini lebih sadar gaya. Mereka jadi lebih dekat dengan penggunaan after save lotion, wangi-wangian, facial, pembersih dan pelembab wajah, pewarna rambut dan pernak-pernik lainnya.
Seperti gayung bersambut, majalah-majalah khusus pria pun makin marak. Mulai dari GQ , Men's Health, Ralph sampai FMH ( atau "For Him Magazine " yang sudah terbit versi Indonesianya ). Bahkan Ralph dan FHM menambah halaman khusus untuk fashion dan perawatan kulit. Tapi alasan penambahan halaman majalah bukan melulu kebutuhan redaksional, melainkan karena pasokan iklan yang semakin membajir. Majalah FHM internasional, mengaku, pemasukkan iklan mereka naik sebesar 35 % dalam tiga tahun terakhir ini.
Fenomena metroseksual ini bisa dipastikan juga sudah merambah kota -kota besar di Indonesia, contohnya Jakarta. Dengan melihat selintas lingkungan material kota besar , kita dengan mudah mengenali gejala ini. Jika Anda lihat produk konsumtif untuk kalangan pria, yang ditujukan untuk konsumen 20 - 30 tahun , maka model yang terpampang umumnya sosok pria yang soft.
Banyaknya salon-salon khusus pria, majalah-majalah khusus pria , sampai tempat perawatan tubuh untuk pria, di mana para pria tidak malu-malu lagi untuk facial bahkan melakukan perawatan manicure pedicure. Sementara di layar kaca kita bisa melihat wajah - wajah aktor muda yang manis, kinyis-kinyis dan tak segan-segan menenteng beauty case, di dalamnya berisi peralatan lengkap make-up.
Maskulinitas tidak semestinya menggambarkan ciri-ciri kejantanan seseorang lelaki, Karena maskulinitas itu hanyalah menggabarkan gaya hidup serta karakter kejiwaan seseorang.
*suara merdeka_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar